Welcome To My Blog

salah satu tempat dimana kita bisa membagi apa yang kita ketahui dan tempat dimana kita bisa mengetahui sesuatu...

Jumat, 16 Oktober 2009

Rangkuman Jurnal

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta)

Sujoko
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus Surabaya
Ugy Soebiantoro
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Surabaya



Secara singkat ada dua pandangan yang terus diperdebatkan oleh ahli-ahli keuangan di dunia. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh 2 teori yaitu Trade Off Theory dan Pecking Order Theory, Myers (1984). Pandangan kedua dikemukakakn oleh Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia ditemukan hasil bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti pecking order theory, Sartono(2001). Struktur modal perusahaan diprediksi juga dipengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern perusahaan. Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Struktur kepemilikan saham diprediksi berpengaruh dalam penentuan struktur modal. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan akan mengurangi utang. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham, maka akan terjadi pengawasan yang efektif terhadap manajemen. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah utang yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai perusahaan akan menurun. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan juga diprediksi akan meningkatkan nilai perusahaan.
Secara teoritis, pembiayaan perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam pertimbangan. Salah satu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan adalah pecking order theory, Myers(1984) yang mengemukakan adanya kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan atas dasar hirarki risiko. Bayless dan Diltz (1994) mengemukakan bahwa pecking order cenderung akan memilih internal fund, riskless debt, risky debt dan equity. Myers dan Majluf (1984) mengacu terhadap masalah ini sebagai hipotesis pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu dan apabila memerlukan eksternal finance, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan eksternal equity.
Didalam metodologi penelitian, populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu sampel yang memiliki kriteria antara lain perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, Data laporan keuangan tersedia berturut-turut untuk laporan keuangan tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu yang pertama variabel endogen yang terdiri atas leverage (struktur modal) dan nilai perusahaan. Variabel yang kedua yaitu variabel eksogen yang terdiri atas struktur kepemilikan saham(kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial), faktor ekstern (tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, pertumbuhan pasar), faktor intern (profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perysahaan, pangsa pasar relatif). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas laporan keuangan 31 Desember 2000,31Desember 2001, 31 Desember 2002, 31 Desember 2003, 31 Desember 2004, harga saham akhir bulan tahun 2000-2004 dan harga saham akhir tahun 2000-2004, rata-rata tingkat suku bunga kredit modal kerja akhir bulan dan rata-rata tingkat suku bunga kredit investasi akhir bulan dari Bank Umum Pemerintah untuk tahun 2000-2004.
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage. Semakin meningkat kepemilikan intitusional diharapkan semakin kuat kontrol terhadap manajemen. Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Manajemen tidak mempunyai kendali dalam menentukan hutang karena banyak dikendalikan oleh pemilik mayoritas. Variabel suku bunga berpengaruh negative terhadap leverage. Semakin tinggi suku bunga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan menurun. Keadaan pasar modal tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Semakin bergairah pasar modal ternyata tidak mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman ke bank. Pertumbuhan pasar berpengaruh positif terhadap leverage. Semakin tinggi pertumbuhan pasar maka peluang bisnis perusahaan semakin besar. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage. Profitabilitas yang semakin meningkat akan meningkatkan laba yang ditahan. Tersedianya dana intern yang semakin meningkat akan menurunkan minat perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang sehingga leverage menurun. Variabel pembayaran dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap leverage. Hasil penelitian ini mendukung pecking order theory, dimana dalam melakukan pembiayaan, perusahaan mendasarkan pada urutan dari laba yang ditahan, kemudian hutang dan yang terakhir adalah emisi saham baru. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage. Perusahaan besar mempunyai assets dalam jumlah besar yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh pembiayaan dari hutang sehingga leverage akan meningkat. Pangsa pasar relatif tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage.
Variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan pada variabel tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika suku bunga meningkat maka investor lebih tertarik menanamkan dananya pada sektor perbankan dan mengurangi minat investor untuk menanamkan dananya ke pasar modal. Jika permintaan saham menurun maka harga saham akan menurun sehingga nilai perusahaan akan menurun. Keadaan pasar modal mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai peusahaan. Variabel pertumbuhan pasar mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nila perusahaan. Earning perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang bagus di masa yang akan datang. Prospek bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon positif dari investor tersebut akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Variabel pembayaran dividen mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan juga mempunyai nilai positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dijadikan patokan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja bagus. Pangsa pasar relatif mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan pembelian saham banyak investor yang mempertimbangkan pangsa pasar relatif. Leverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori struktur modal model Trade Off yang menyatakan bahwa jumlah utang yang semakin meningkat akan menurunkan nilai perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar